Tema : Arsitektur Kota Malang
Topik : Kawasan Perdagangan Peninggalan Kolonial
Judul : Kawasan Perdaganagan Kajoetangan.
Kerangka Karangan
• Sejarah
Kawasan Kajoetangan merupakan kawasan perdagangan kota Malang dimasa pendudukan Kolonial Belanda. Seiring dengan tumbuhnya pemukiman orang Belanda di kota Malang pada tahun 1920-an yang membutuhkan fasilitas perdagangan kota, maka tumbuhlah kawasan perdagangan elite yang ada di jalan Kajoetangan tersebut, selain itu Kajoetangan merupakan jalan yang dilewati jalur penghubung kota Malang dengan kota Surabaya sehingga daerah yang strategis untuk kawasan perdagangan.
• Ciri khas
Bentuk Arsitektural dari bangunan yang ada dikawasan ini dulu bercirikan Arsitektur gaya Belanda di Indonesia, yaitu Indische Empire dan Neuwen Bouwen. Beberapa Sedangkan,di daerah Kajoetangan ada satu bangunan yang di kenal oleh manca negara.
• Budaya
Toko “oen” merupakan salah satu obyek wisata sejarah di kota malang yang sering dikunjungi turis asing khususnya dari Eropa, maka itu perlu untuk di lestarikan.
Kawasan Perdaganagan Kajoetangan
Kawasan Kajoetangan merupakan kawasan perdagangan kota Malang dimasa pendudukan Kolonial Belanda. Seiring dengan tumbuhnya pemukiman orang Belanda di kota Malang pada tahun 1920-an yang membutuhkan fasilitas perdagangan kota, maka tumbuhlah kawasan perdagangan elite yang ada di jalan Kajoetangan tersebut, selain itu Kajoetangan merupakan jalan yang dilewati jalur penghubung kota Malang dengan kota Surabaya sehingga daerah yang strategis untuk kawasan perdagangan.
Kajoetangan, satu kata yang dahulu tidak asing bagi kera Ngalam. Nama Kajoetangan dahulu menggambarkan suatu kawasan yang spesifik, daerah perdagangan yang elite dan nyaman untuk berbelanja atau sekedar uklam-uklam (jalan-jalan). Citra kawasan tidak terlepas dari pemahaman “image” tentang sesuatu yang ada atau pernah ada/melekat pada kawasan tersebut. Nama Kajoetangan dan nama-nama lokal Malang yang lain seperti Tjlaket, Klodjen dan lainnya adalah satu nama yang sangat spesifik bahkan unik yang dapat menjadi satu “ciri” spesifik dan tidak terdapat di kota lain. Kekayaan Malang dengan Toponim tersebut sebenarnya merupakan aset yang harus dipertahankan dan dilestarikan untuk menjaga identitas Malang. Pencitraan spesifik kawasan kota seperti halnya Kajoetangan sebenarnya tidak dapat dibangun tetapi terbentuk dengan sendirinya. Citra kawasan terbentuk dari pemahaman “image” atau pengenalan obyek-obyek fisik maupun obyek non fisik yang yang terbentuk dari waktu ke waktu. Aspek historis dan pengenalan “image” yang diitangkap oleh
masyarakat kota menjadi penting dalam pemaknaan citra kawasan. Kawasan Kajoetangan terletak mulai dari perempatan Alun-alun (kotak) utara sampai dengan pertigaan Oro-oro Dowo.
Pembangunan Gementee Malang waktu itu sangat pesat serta memacu munculnya gaya-gaya arsiektur bangunan baru di Malang. Di tahun 1930-an muncul bangunan yang ciri “Nieuwe Bouwen” yaitu beratap datar, gevel horizontal, dan volume bangunan berbentuk persegi empat serta berwarna putih. Bangunan sudut diolah dengan menggunakan elemen tambahan berupa menara. perancangan yang tanggap akan potensi keindahan lingkungan, yaitu membentuk bangunan sebagai gerbang vista untuk menampilkan gunung Kawi yang menjadi orientasi jalan Semeru. pada umumnya mempunyai ciri yang sama yakni “Nieuwe Bouwen”.Seperti halnya bangunan kembar di simpang jalan Kajoetangan dengan jalan Semeroe pada tahun 1935-an didirikan komplek pertokoan yaitu toko buku “CCFT Van Dorp”, toko perhiasan “Juwiler Tan”, toko “HAZES” dan “hotel YMCA”. Empat bangunan yang dirancang sebagai pertokoan elite ini dirancang oleh seorang arsitek yang bernama “Karel Bos”.
Bentuk Arsitektural dari bangunan yang ada dikawasan ini dulu bercirikan Arsitektur gaya Belanda di Indonesia, yaitu Indische Empire dan Neuwen Bouwen. Beberapa Sedangkan,di daerah Kajoetangan ada satu bangunan yang di kenal oleh manca negara.Toko “Oen” Merupakan sebuah toko kue yang sudah ada sejak jaman belanda hingga sekarang masih berdiri kokoh di lokasi yang sama jalan Kayutangan No.5 Malang. Merupakan salah satu obyek wisata sejarah di kota malang yang sering dikunjungi turis asing khususnya dari Eropa. Bagi anda yang pernah ataupun yang ingin berwisata ke kota malang ada baiknya mampir di Toko “Oen” ini untuk menikmati hidangan dan suasana yang kurang lebih sama dengan tahun 40-an dulu.Dalam usaha melestarikan bangunan lama, pemerintah perlu menerapkan sistem incentive sebagai “rangsangan” atau penghargaan bagi siapa saja yang menjaga keaslian ataupun dapat memanfaatkannya tanpa harus merusak atau membongkar bangunan yang mempunyai nilai-nilai tertentu. Pemerintah hendaknya lebih tegas dalam membuat peraturan tentang pemasangan reklame terutama pada fasade bangunan agar tampilan karakter visual kawasan Kajoetangan tertata rapi dan indah dari segi Arsitektural.
Kereeennnn... tingkatkan lagi........
BalasHapus